Sebagian besar dari kita kemungkinan sering mendengar kalimat, ”Ini bajunya berbahan kain rayon. Tidak enteng kusut, dan halus mirip kayak sutera.”Karakter kain rayon sebetulnya layaknya itu. Sangat sesuai untuk dipakai ke acara formal, lantaran kita tidak perlu panik ada bagian-bagian busana yang bakal kusut tatkala acara berlangsung.
Tapi, tahukan Anda, bahwa rayon ini merupakan tidak benar satu model kain yang dibikin dari serat hasil regenerasi selulosa? Nah, dikarenakan itulah rayon tidak bisa kita masukkan di dalam golongan serat sintetis dengan sebutan lain serat alami yang sesungguhnya. Mari kita sebut rayon sebagai serat semisintesis.
Untuk produksi bahan ini, serat rayon seringkali dicampur dengan bahan kimia dan dikombinasikan dengan serat lain. Proses pembuatannya pun terbilang tidak enteng dan bisa amat berbahaya. Apalagi, terkecuali tidak memakai sarung tangan dan peralatan keselamatan yang pas dan memadai.
Dalam proses pembuatan rayon, natrium hidroksida (yang berupa korosif) digunakan dan bakal menyebabkan luka bakar terkecuali berlangsung kontak dengan kulit. Ketika natrium hidroksida dilarutkan di dalam air, sejumlah panas yang tinggi dihasilkan.
Rayon adalah kain sintetis pertama yang pernah dibikin manusia. Rayon terbuat dari serat yang berasal dari kayu. Pinus, hemlock, dan cemara adalah tiga spesies pohon yang paling sering digunakan di dalam pembuatan rayon.
Karakteristik Kain Rayon
Mari kita kupas berkenaan Karakteristik Kain Rayon. Ada sejumlah unsur kimia yang terdapat pada serat rayon. Di antaranya, karbon, hidrogen, dan oksigen. Karena itulah, kain model ini amat enteng terbakar. Bahkan condong lebih enteng terbakar terkecuali dibandingkan dengan kain linen, katun dan rami yang dibikin dari serat tanaman.
Tekstur dan permukaan bahannya halus dan lembut di kulit. Kain rayon amat nyaman dipakai dan enteng untuk diwarnai. Karena enteng menyerap zat pewarna, maka penampilan bahan kain rayon kebanyakan juga amat cerah.Bahan rayon tidak bisa kembali ke di dalam bentuk dan penampilan aslinya secara cepat. Busana berbahan rayon sedap dipakai sehari-hari, dikarenakan energi serap keringatnya tinggi layaknya kain katun.
Kain rayon bakal jadi enteng rusak terkecuali terkena cahaya matahari di dalam saat yang lama, atau basah terkena air. Jangan lupa untuk berhati-hati kala menyetrika kain rayon. Faktor-faktor lain layaknya asam dan jamur juga bisa berkontribusi mengakibatkan kerusakan kain.
Rayon dikembangkan di Perancis pada th. 1884 oleh seorang ilmuwan bernama Hilaire de Chardonnet sebagai bahan pengganti untuk sutra. Pada saat itu, bahan ini disebut sebagai ‘sutra buatan’.
Hingga th. 1924, diubah jadi rayon untuk melukiskan sifat-sifat metallik atau kain yg bercahaya dikarenakan mencerminkan cahaya matahari (ray-on atau rays of light). Rayon adalah serat semi-sintetis yang juga dikenal sebagai serat selulosa yg diregenerasi.