Dewasa ini banyak sekali product skincare atau product perawatan kulit yang tersedia di pasaran. Masing-masing juga miliki takaran bahan aktif yang berbeda-beda. Namun tahukah Bunda bahwa tersedia lebih dari satu bahan atau takaran skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan?
Untuk mengerti bahan aktif yang terkandung terhadap product skincare punya Bunda, coba menyaksikan terhadap kemasannya. Jika informasi yang didapatkan rasanya tetap belum cukup, carilah informasi lebih lengkap terhadap website formal merek product tersebut.
Perhatikan selalu reaksi kulit tiap tiap kenakan product perawatan kulit. Jika timbul kemerahan, rasa perih, dan gejala iritasi lainnya sebaiknya segera hentikan
Bahan Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan
1. Retinol dan Benzoyl Peroxide
Kedua bahan ini sanggup digunakan untuk mengatasi jerawat dan menahan pori-pori tersumbat. Sayangnya perlu diperhatikan, ke dua bahan obat jerawat ini tak boleh digunakan secara bersamaan.
Mengutip berasal dari Everyday Health, Benzoyl Peroxide sanggup menonaktifkan molekul terhadap retinoid. Meski tak boleh digunakan secara bersamaan, sebaiknya pakai skincare bersama dengan takaran Benzoyl Peroxide terhadap pagi hari selagi skincare yang mengandung Retinol di malam harinya.
2. Retinol dan Vitamin C
Menurut dermatologis, vitamin C adalah bahan yang paling bekerja efisien dalam lingkungan yang miliki pH asam, tetapi Retinol bekerja terhadap pH yang lebih basa. Jika digunakan bersamaan, maka keduanya tak sanggup bekerja secara maksimal.
Gunakan Retinol di malam hari sebab takaran ini sanggup mengakibatkan kulit peka terhadap cahaya matahari. Sedangkan vitamin C bermanfaat lebih baik di siang hari sebab merupakan antioksidan yang melindungi kulit berasal dari polusi dan cahaya UV di siang hari.
3. Dua Produk Skincare bersama dengan Bahan Aktif yang Sama
Menggunakan dua product bersama dengan bahan aktif yang serupa tidak disarankan. Sebagai misal jika masker yang mengandung glycolic acid dan krim pelembab bersama dengan mandelic acid keduanya sama-sama juga AHA.
Para ahli sangat percaya bahwa ‘aktivitas ganda’ berasal dari ke dua bahan tersebut sanggup mengakibatkan iritasi terhadap kulit. Iritasi adalah isyarat pelindung kulit (skin barrier) terganggu supaya jikalau pakai product bersama dengan bahan aktif lainnya maka kulit akan lebih rentan terkena dampak samping.
4. Sabun Pencuci Wajah bersama dengan pH Tinggi dan Vitamin C
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, vitamin C akan bekerja bersama dengan baik jikalau pH lingkungannya rendah. Menggunakan pembersih wajah berbahan dasar sabun yang miliki pH tinggi sanggup menurunkan kebolehan kulit untuk menyerap vitamin C.
Berdasarkan studi terhadap 2017 yang dipublikasikan di Journal of Clinical plus Aesthetic Dermatology, sebaiknya pakai pembersih berbasis salicylic acid atau glycolic acid di pagi hari sebelum pakai product berbahan vitamin C.
5. Retinol dan Alpha Hydroxy Acid (AHA)/Beta Hydroxy Acid (BHA)
Turunan vitamin A layaknya retinol atau retinoid dan AHA/BHA bermanfaat untuk mempercepat pergantian sel kulit dan tingkatkan memproses kolagen untuk memperbaiki tekstur kulit. Kedua bahan ini bekerja bersama dengan cara terkelupas susunan luar kulit.
Jika digabungkan, Retinol dan AHA/BHA sanggup miliki dampak samping yang berpotensi mengakibatkan iritasi. Cara untuk mencegahnya adalah kenakan satu product bersama dengan bahan aktif Retinol dan satu kembali yang mengandung AHA/BHA bersama dengan berselang-seling tiap tiap harinya.
6. AHA/BHA dan Vitamin C
Baik Vitamin C, AHA, maupun BHA secara efisien adalam zat asam. Penggunaannya secara berlapis sebaiknya dihindari sebab sanggup mengakibatkan ketidakstabilan pH kulit. Akibatnya, keduanya tak sanggup bekerja supaya Bunda tak akan beroleh manfaat apa-apa berasal dari pakai keduanya secara bersamaan.